Lokasi, Waikabubak Sumba Barat |
Sumba
adalah sebuah pulau di kawasan timur Indonesia, adalah salah satu dari
Kepulauan Sunda Kecil, dan di provinsi Nusa Tenggara Timur. Menurut mitos Sumba
kuno, ketika rumah leluhur pertama dibangun pada bola langit kedelapan / muka
bumi ini, atap ditutupi oleh rambut manusia asli yang diambil selama berburu
kepala atau peperangan antar suku. Dijaman sekarang daun lering kelapa
disimboliskan menggantikan rambut manusia tersebut.
Rumah
tradisional Sumba dibangun dengan atap tinggi yang memuncak atasnya dengan
balok kayu memproyeksikan di kedua ujungnya memegang sosok laki-laki dan
perempuan yang terbuat dari kayu berukir atau rumput terikat. Balok kayu di
atap diyakini pintu masuk untuk roh-roh nenek moyang untuk memasuki rumah dan
memberikan berkat kepada keturunan mereka. Kehadiran Marapu di mana-mana di
antara yang hidup dan rumah juga dilihat sebagai tempat yang penting pemujaan
leluhur. Empat tiang kayu utama yang mendukung rumah dari kaki ke atas yang
terkait erat dengan ritual pemujaan leluhur. Rak terbuat dari rotan dan kayu
tergantung dari posting berfungsi sebagai altar persembahan. Pos depan pertama
adalah tempat Rato, imam animisme, melakukan ritual nya ramalan dengan
menerapkan semangat yang tepat untuk membimbingnya ke masa depan. Pilar depan kedua
melambangkan nenek moyang perempuan. Sementara dua pilar belakang melambangkan
nenek moyang laki-laki dan perempuan, serta roh kesuburan. Keempat pilar utama
yang sering diukir dengan desain geometris yang sama yang menghiasi monumen
batu yang ada di sekitar pekarangan. Ibadah
dari kekuatan tak terlihat yang kuat adalah unsur yang lazim dalam budaya
megalitik dan tak terpisahkan dalam kehidupan sehari-hari Sumba. Seperti dalam
banyak bentuk arsitektur sakral di Indonesia, rumah tidak hanya dilihat sebagai
tempat tinggal belaka, itu dianggap sebagai simbol kosmos menghubungkan dunia
ilahi dengan Manusia.
Meskipun
rumah ini dianggap sebagai altar surgawi hidup di bumi, pemujaan leluhur juga
umum di desa dan tempat lain yang membutuhkan berkat-berkat dari kekuatan tak
terlihat. Stupa kecil yang dikenal sebagai Katoda ditempatkan di depan rumah,
di pintu masuk desa, dan di sawah. Katoda juga dapat berupa cabang yang
sederhana atau batu tegak undecorated yang sangat hati-hati dipilih oleh Rato saat
melakukan ritual tertentu.