Selasa, 05 September 2017

KITA DIUJI UNTUK SEBUAH KEBAHAGIAAN




Hei kamu pemangsa naif penuh kemunafikan
Ujian hidupmu hanyalah duri menusuk sesama
Mencari salah tanpa sebab yang tak pernah kau tahu
Tanpa pandang bulu, usia murkamu menua kulit keriput

Kamu penggila medsos terpenjara dendam dan prasangka konyol
Sudahilah amarah dendam dan naif kemunafikanmu
Mari bercermin pada cermin tidak retak dan bersih
Agar kau tahu wajahmu sebenarnya memudar cahaya cermin

Ada apa dengan kehidupanku kau semburi bara prasangka
Tidakkah kalian dan kalian tahu bahwa aku baik tanpa membalas
Lantas memaksa aku mengendus busuk untuk terjerumus
Ini bukan perang, mari hidup seturut gambar kita tercipta

Perjuangan adalah pilihan yang tidak memaksa
Pilihan hidupku sudah bulat menggandeng dia saat ini
Jangan ganggu kami dengan cara biadabmu
Lantas kami terus mendoakan kalian dan kami tak akan membalas

Jangan lagi meyebar issu murahan agar kau tenar
Namun jika itu profesimu, aku mendoakan semoga berhasil
Doakan kami juga untuk kuat dan sabar
Karena akhir dari semua usia adalah sebarapa banyak kita tidak menghina sesama

Untukmu yang saat ini aku perjuangkan, teruslah bertekun dalam doa dan kesabaran
Ujian kehidupan kita sepantasnya tersusun dari kritik dan penghinaan
Sebab orang kuat dan sukses tidak selalu mulus
Karena kebahagiaan kita sesungguhnya berawal dari kisah sengsara

Jangan takut apalagi menyerah sayang
Mari kita nikamati proses demi proses berjalan
Ada Tuhan senantiasia menyertai kita selamanya
Sebab cinta kita sungguh besar dan luar biasa.

Tambolaka, 06 September 2017