Hei kamu
pemangsa naif penuh kemunafikan
Ujian hidupmu
hanyalah duri menusuk sesama
Mencari salah
tanpa sebab yang tak pernah kau tahu
Tanpa pandang
bulu, usia murkamu menua kulit keriput
Kamu penggila
medsos terpenjara dendam dan prasangka konyol
Sudahilah amarah
dendam dan naif kemunafikanmu
Mari bercermin
pada cermin tidak retak dan bersih
Agar kau
tahu wajahmu sebenarnya memudar cahaya cermin
Ada apa dengan
kehidupanku kau semburi bara prasangka
Tidakkah kalian
dan kalian tahu bahwa aku baik tanpa membalas
Lantas
memaksa aku mengendus busuk untuk terjerumus
Ini bukan
perang, mari hidup seturut gambar kita tercipta
Perjuangan adalah
pilihan yang tidak memaksa
Pilihan hidupku
sudah bulat menggandeng dia saat ini
Jangan ganggu
kami dengan cara biadabmu
Lantas kami
terus mendoakan kalian dan kami tak akan membalas
Jangan lagi
meyebar issu murahan agar kau tenar
Namun jika
itu profesimu, aku mendoakan semoga berhasil
Doakan kami
juga untuk kuat dan sabar
Karena akhir
dari semua usia adalah sebarapa banyak kita tidak menghina sesama
Untukmu yang
saat ini aku perjuangkan, teruslah bertekun dalam doa dan kesabaran
Ujian
kehidupan kita sepantasnya tersusun dari kritik dan penghinaan
Sebab orang
kuat dan sukses tidak selalu mulus
Karena kebahagiaan
kita sesungguhnya berawal dari kisah sengsara
Jangan takut
apalagi menyerah sayang
Mari kita
nikamati proses demi proses berjalan
Ada Tuhan
senantiasia menyertai kita selamanya
Sebab cinta
kita sungguh besar dan luar biasa.
Tambolaka,
06 September 2017