Hai
hidup,
Seberapa
panjang dijalani dengan penderitaan?
Seberapa
kuat dihidupi sebagai beban dan kemalangan?
Dapatkah
pergolakan itu menjadi bahasa jiwa yang manis dihayati?
Tanyakan
pada daun bergoyang tentang dirimu tersandung nestapa
Bahwa
kehidupan ini hanyalah titipan Ilahi untuk kebahagiaan
Jauh
sebelum kau, aku, kita tercipta
Telah
ada pahit pada punggung bumi menganga
Yang
mana hanya ada angan dan logika
Bukan
tentang derita yang akan kau kecap
Sebab
dunia telah penuh dengan kemunafikan dan kebencian
Kekejian,
dengki dan pelecehan adalah makanan lezat kaum munafik
Jalani
saja kebebasanmu, aku, kita, bukan tentang keinginan mereka
Bahwa
moral dan akhlak sudah menjadi tanggung jabawmu, aku dan kita
Karena
moral dan akhlak mereka belumlah sesempurna awal penciptaan
Mari
mengukir bahagia dalam cinta dan kebebasan
Untuk
apa merajai derita yang tak pantas ditanggung
Kita
adalah pribadi utuh dalam segala kepunyaan
Tak
ada gading yang tidak mungkin retak
Sudah,
sudahah
Pencobaan
katanya adalah ujian semesta atas kehidupan
Karena
itu percayalah pada kehendak Ilahi
Jalan
kehidupan ini semestinya kebebasan cinta tanpa syarat
Kita
yakini kekuatan Ilahi telah menjadi berkat
Setiap
orang pantas mendaptkannya
Dan
tak satupun dapat menghalangi jaminan Ilahi
Kita
telah menjadi hak istimewah atas janji sang pencipta
Mari
mengukir bahagia sebagaiman kita terbentuk
Jangan
takut dan jangan ragu kebesaran Semesta
Percayalah,
kita semua adalah anugerah terindah
Dan
marilah melawan kebencian dan kemunafikan
Kita
manusia-manusia bahagia
Tambolaka,
03 Agustus 2017
Tidak ada komentar:
Posting Komentar