Rabu, 26 Juli 2017

KOPI DAN SENJA, AKU DAN KAMU




Tentang kopi dan aroma kenikmatannya
Memberikan sensasi rasa istmewah
Menembus batas cakrawala
Mengisyaratkan kesudahan yang tak pernah ada

Tentang senja, pekat jingga mempesona
Goresan tinta emas semesta
Keindahan jagat, warna warni kehidupan
Terukir dalam balutan kasih sang pencipta

Kopi dan senja
Dua harmoni kehidupan berpadu rasa menyatu
Saling melengkapi tanpa batas canda gurau
Menjelaskan makna kehidupan tanpa ujung pangkal
Tak mampu dipisahkan oleh iri dan kedengkian
Karena rasa dan keindahan telah kuat mengikat

Kopi dan senja
Dua simbol kehidupan yang kini hadir bersentuhan
Mengingatkan tentang rasa yang pantas bahagia
Dan keindahan yang pantas dikagumi
Sebab rasa dan keindahan adalah kedamaian sesungguhnya

Aku
Penikmat kopi, mencari aroma dari sudut-sudut puing
Mengubah puing-puing menjadi landasan kokoh
Tanpa perlu menguras energi kesia-siaan
Sebab hatiku senantiasa sadar akan rasa yang sesungguhnya
Bukan dendam, bukan iri, bukan dengki, bukan pula rakus
Sebab kopi mengajariku tentang rasa pahit yang harus dinikmati

Kamu
Pengagum senja, pengembara keindahan semesta jagat
Penikmat keagungan pencipta dalam bathin
Memberimu warna pada kehidupan, bahwa silam bukanlah akhir
Kamu merajai senja, sebagai tuan atas perkara kehidupan
Sebab semesta selalu  ada pada setiap senja yang kau lalui
Bagimu, senja seumpama surga kehidupan
Berkuasa atas masa depan dan kebahagiaan

Aku dan Kamu
Dua energi kedamaian yang senantias hidup
Merefleksikan keagungan hidup di atas dunia fana
Tiada penghalang bagi kedua kodrat ini menyatu
Ukuran semesta bukanlah ukuran duniawi
Sebab berpasrah pada kekuatan Ilahi adalah wujud kesempurnaan
Karena simponi kehidupan ini telah menyatu dalam hati kita

Kopi dan Senja
Dua kodrat yang mempertemukan Aku dan Kamu

Waikabubak, 26 Juli 2017

Selasa, 25 Juli 2017

SEDETIK RINDU




Duhai hari-hari kerinduan
Tengoklah mata hati ini dengan rasa
Rasakan setiap nadi berdetak
Terbenam rindu yang kau biarkan bersemayam
Mengalir liar dalam jiwa keheningan

Kau gadis berbulan senja semesta
Kemarilah...
Seberapa abadi akan kau persembahkan cintamu
Bila semesta hanya menitip sementara
Tentang bayang pudar terlanjur jatuh dalam jiwa
Kini menjadi simpul rasa saling mengikat
Antara kau dan aku yang berbeda
Di sudut alam tanpa benua, di negeri itu
Negeri kemesraan kita, negeri bulan senja

Tak sedetikpun rindu ini terlewatkan
Kau terus memupukinya dengan rasa
Rasa yang tak sanggup aku defenisikan
Mengalir seadanya bagai jarum jam
Menjadikanku ada, ada yang yang benar-benar hidup

Waktu selalu menyediakan ruang
Ruang kehampaan, hanya ada angan dan pikiran
Tentang kamu yang aku perjuangkan dalam rindu
Mengisi titik-titik ruang kosong
Menjadi gambar serupa garis wajahmu
Yang abadi dalam angan dan kehidupanku

Kau yang kusebut senja bermata jingga
Jangan lewatkan detik untuk tidak merindu
Karena waktuku senantiasa cukup mendambakanmu
Jangan ganggu rindu ini karena bagiku adalah anugerah
Sebab bosan adalah sesat yang harus ditinggalkan
Sementara kamu adalah ruang dan waktu itu

Jika semesta menulis pada kertas putih
Ijinkan aku meminjam namamu tertulis awal
Menceritakan semua kisah kasihmu
Dan akan kuakhiri dengan cinta tanpa syarat
Lalu semesta membubukan tanda restu lambang abadi
Kau dan aku di setiap detik ada rindu dan cinta

Kutulis ini tepat di halaman kamu bermain sepeda kala itu
Kala itu kau tinggal di kota ini sewaktu kecil
Mungkinkah, aku sekedar mengingatkan
Bahwa akan ada seseorang yang akan menulis
Tentang kamu yang pernah hidup di suatu masa
Dan aku, mungkin suatu saat nanti....
Dapat menjadi tinta kehidupanmu. Amin

Waikabubak, 26 Juli 2017

APA KABAR




Dua kata pembuka, mengawali sapaan hangat terdalam
Mungkin,
Bukan sombong, bukan melupakan, bukan pula meninggalkan
Antara pekerjaan dan rutinitas
Sulit dibedakan pada waktu yang bersamaan
Tidak salah satunya, dua-duanya berjalanan beriringan

Sahabat bernaung payung SSBS
Dalam hati penuh cinta
Bermekar kebahagiaan terhormat
Rasa syukur mendalam atas kebesaran sastra
Sastra yang kian menjadi santapan bathin
Membuka cakrawala kita seluas-seluasnya
Menerjemahkan kehidupan pada keadaan nyata
Akan arti perziarahan yang sesunguhnya

Cinta dan keindahan sastra
Menjad bagian tak terpisahkan antara jiwa dan raga
Hidup dan keabadian bagi kesemestaan alam
Terus berjuang, berkarya demi generasi cucu
Sampai pada tak berkesudahan waktu
Selalu hidup dan bernafas sepanjang masa

Apa abar sahabatku,
Cinta ini terlanjur cinta mendalam akan sastra
Sulit bahkan tak akan pernah dilupakan
Tak terdefinisikan cinta dan keindahan sastra
Sastra mengajariku tentang tentang cinta tanpa syarat
Dan bagiku sastra adalah nafas kehidupan

Sastra kadang meberi jedah untuk merenung
Adalah tepat saya menulis ini sebagai bagian dari permenungan
Bahwa sastra senantiasa hidup dalam keabadian
Demikianpun saya, kita sekalian adalah nafas-nafas sastra
Yang terus menulis, berjuang untuk perubahan
Demi anak dan generasi selanjutnya.

Terima kasih atas kepercayaan dan penghormatan ini
Bagiku, tak ada pilihan selain berjuang untuk sastra
Terus berkarya dan menghidupkan sastra

Apa kabar sahabatku?
Saya baik-baik saja,
Harapku, kalian semua baik-baik adanya

Salam sastra

Waikabubak, 26 Juli 2017