Jumat, 06 Januari 2017

ORANG PALLA : BUKTI SEMANGAT KERJA KERAS DARI TANAH BEBATUAN



Segala sesuatu indah di mata Tuhan, dibutuhkan pengorbanan untuk melengkapi karya karya agung


Ada pandangan hidup dan filosofi bagi setiap daerah, filosofi dapat menjadi bagian atau pegangan hidup masing-masing orang, bisa juga dalam sebuah kelompok atau pun dalam masyarakat di suatu daerah yang lebih luas. Kadang saya berpikir tentang makna dan arti keberadaan masing-masing pribadi manakala keadaan yang menyertai setiap pribadi bukanlah akibat dari keberadaan itu sendiri, artinya setiap kita diterpa oleh suatu keadaan yang membentuk keadaan kita agar berdampak bagi orang lain membentuk pola pertahanan yang sama menjadikan keadaan itu milik bersama. Dalam setiap perjumpaan ataupun kunjungan kekeluargaan, terpotret dalam benak saya bayang-bayang masa silam tentang orang palla ketika berjuang memperthankan hidup. Tidak ada literatur yang bisa dijadikan dasar untuk menyelediki, untuk belajar dan mengetahui banyak hal tentang palla. Sepintas saya takjub dan terpesona dengan keadaan alamnya yang menantang, tanjakan bebatuan extrim, pohon-pohon besar yang rimbun. Di satu sisi saya prihatin dan merasa berat ketika menyaksikan mereka berusaha mempertahankan hidup dengan keadaan alam seperti itu.


Banyak dari kita sudah tahu bahkan sudah pernah ke palla, palla adalah wilayah administrasi kecamatan Wewewa Utara, salah satu kecamatan tertua dari di Kabupaten Sumba Barat Daya, artinya sebelum pemekaran tahun 2007 kecematan ini sudah ada. Kecamatan Wewewa Utara kini memiliki 12 desa yaitu : DESA PUU POTTO, DESA WEE PABOBA, DESA WEE NAMBA, DESA MATA LOKO, DESA WANNO TALA, DESA MALI MADA, Mawo Maliti, Reda Wano, Pandua Tana, Djela Manu, Bodo Ponda, Odi Paurata (Cat. Huruf kapital adalah desa induk, Huruf kecil adalah desa hasil pemekaran tahun 2015). Palla salah satu wilayah yang unik, mengapa saya katakan demikian karena hampir semua wilayah di kecamatan ini jarang ditemui tempat datar, rata-rata wilayahnya berbukit dan bebatuan, “Bagai kerakap tumbuh di atas batu, mati segan hidup tak mau”. Di samping letak geografisnya yang berat tidak menyulutkan niat masyarakat untuk bekerja dan mempertahankan hidup. Hal yang tidak pernah saya bayangkan daerah ini mampu menghasilkan hasil bumi yang bagus dan berkualitas bahkan mampu megantar anak-anak mereka sekolah setinggi-tingginya. Hal demikian, tidak membuat warga berputus asa, mereka menanam tanaman tahunan yang diharapkan akan mampu menopang kehidupan mereka nantinya, pilihan mereka tentu saja komoditi kopi yang memang dapat tumbuh dan berkembang dengan baik di dataran tinggi. Masalahnya, untuk menanam kopi perlu membuat lubang tanam terlebih dahulu, sementara untuk membuat lubang tanam di lahan berbatu itu bukanlah hal yang mudah. Kalau hanya mengandalkan cangkul, tidak mungkin membuat lubang tanam di lahan berbatu itu, akhirnya warga mulai “mengakali”nya dengan membuat lubang tanam sekedarnya menggunakan linggis, karena untuk menyingkirkan dan memindahkan batu-batu yang jumlahnya sangat banyak itu, sangat mustahil. Ternyata kondisi alam yang keras, sekeras bebatuan yang menutupi daerah  itu meski diawalnya menjadi kendala dan tantangan berat tapi lama kelamaan justru membawa berkah bagi para masyarakat, bahkan sekarang sudah banyak warga lokal dari berbagai daerah  yang memilih untuk berusaha tani di daerah ini. Tuhan telah menciptakan akal kepada semua manusia, hal inilah yang benar-benar disadari oleh Palla, dengan akal pikiran, mereka mampu “menaklukkan” kerasnya bebatuan dan mengubahnya menjadi lahan bertanam  yang subur dan menjanjikan. Siapa sangka, hamparan bebatuan yang terlihat kering dan gersang itu ternyata mampu berubah menjadi lahan perkebunan yang subur dan menghasilkan tanaman berkualitas, tentu semua itu tidak terjadi dengan tiba-tiba, perlu kesabaran dan kerja keras untuk mewujudkan itu semua, dan itu sudah dibuktikan oleh masyarakat Palla, mereka mampu “bertanam di atas batu”, sesuatu yang sepertinya mustahil, tapi dapat dilihat dan dibuktikan keberadaannya.

Besarnya manfaat tanah bagi kehidupan manusia itu, membuat manusia berlomba-lomba mendapatkan tanah sebagai sumber kehidupannya. Sejak dahulu, secara turun-temurun, manusia mewariskan tanah dengan luas tertentu kepada anak keturunan mereka. Tanah itu bisa berupa lahan pertanian, perkebunan, hutan, maupun lahan yang di atasnya berdiri rumah keluarga.Meski tanah banyak memberi manfaat bagi manusia, namun tidak sedikit gara-gara tanah orang saling bunuh membunuh. Sedikit saja batas tanah yang disengketakan diganggu,parang dan atau tombak bicara. Berbagai kasus sengketa tanah di pengadilan juga terbilang tinggi. Berita-berita terkait kasus itupun nyaris setiap waktu menghiasi media cetak dan elektronik.


Sebagai orang palla, secara pribadi saya merasa bangga dan banyak berterima kasih atas segala perjuangan dan pengorbanan leluhur-leluhur terdahulu. Banyak orang palla yang terbilang sukses dan berkarir disegala tempat. Ini semua bagian dari usaha dan perjuangan yang tidak pernah mengenal lelah. Tidak berlebihan juga bila saya katakan bahwa palla salah satu daerah yang sudah menyumbangkan salah satu putera terbaiknya memimpin daerah ini sebagai wakil bupati, ini salah satu prestasi yang besar, disamping itu palla juga telah menghasilkan putera-puteranya duduk sebagai anggota dewan perwakilan rakyat baik di propinsi dan kabupaten. Semua adalah usaha dan kerja keras masyarakat, bahwa semua tidak ada yang kebetulan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar