Sabtu, 10 Desember 2016

JALUR PANTURA PANTAI YANG EKSOTIS DAN HAMPARAN BUKIT SABANA



JALUR PANTURA
PANTAI YANG EKSOTIS DAN HAMPARAN BUKIT SABANA

Perjalanan panjang dan sangat melelahkan, melewati lembah, hutan dan tanjakan, tikungan-tikungan yang tajam, menyelinap berbagai jembatan indah yang bergelantungan serta selokan-selokan sawah yang wow  fantastinya. Jalur PANTURA (Pantai Utara) terbentang mulai dari Malata hingga Sumba Timur. Panorama alam yang cantik tertata begitu natural, berkelok-kelok namun sepadan menggeliat tatapan menembus batas.
Indahnya pantai sepanjang perjalanan benar-benar membuat hati dan pikiran tenang, di sisi lain terbentang bukit-bukit indah yang luas, padang savana yang sangat memikat, menandakan daerah ini sungguh surganya pulau sumba. Pantai ini masih teramat sangat natural jauh dari kebisingan modern, halus dan lembut, indah dan berseri serta menawan. Terlihat pantai-pantainya bersih tidak ada sampah-sampah modern berserakan seperti kaleng-kaleng bekas, tisue-tissue bekas baik tissue basah maupun kering, tidak ada jejek kaki yang begitu berarti selain bekas kaki hewan, pasir putih yang memanjang seolah tanpa batas, rupanya pantai ini benar-benar masih perawan.
Jalur pantura ini memiliki banyak jembatan, jembatan besar dan kecil, artinya sepanjang jalur pantura banyak dilewati kali-kali besar dan kecil, rata-rata kalinya berair jarang ditemukan kali kering mungkin hanya beberapa saja. Jalur pantura ini kira-kira hanya 500 meter dari bibir pantai.
Memasuki wilayah Sumba Tengah mulai dari Mamboro hingga ke Lenang, disepanjang padang luas yang hanya berjarak 200 meter dari pantai terdapat begitu banyak ternak yang dilepas bebas tanpa tali, baik sapi, kerbau, kuda dan kambing. 

Daerah ini juga jarang penduduknya, sepanjang kami melewati hanya ada beberapa rumah warga yang kami temui. Daerah pantai pada umumnya memliki cuaca yang panas karena ketinggian suatu tempat berpengaruh terhadap suhu atau panas-dinginnya suatu daerah, semakin tinggi suatu tempat maka akan semakin dingin suhunya, hal itu karena pengaruh tekanan atmosfer yang ada di bumi. Hal itu pulalah yang meyebabkan daerah pantai lebih panas dibanding daerah pegunungan.
Dilihat dari kapasitas air yang begitu banyak, tak heran kami menemukan beberapa lembah yang disulap menjadi hamparan sawah luas dan cantik, berbeda dengan seperti beberapa tempat di Wejewa-Sumba Barat Daya kapasitas air juga banyak, tetapi kerana letak geografisnya tidak mendukung berbukit-bukit dan bebatuan makanya susah diolah menjadi sawah. Sawah sepanjang lembah ini layak dijadikan ikon kabupaten Sumba Tengah karena selain datarannya luas dan rata yang tertata sangat teratur, terdapat selokan-selokan yang sangat bagus bagaikan setapak jalan membentangi hamparan sawah yang luas.
Saya pikir-pikir jumlah penduduk Sumba Tengah yang tidak sebanding dengan jumlah penduduk SBD dalam hal kecukupan dan ketersediaan bahan pokok makanan seperti beras jauh mengungguli SBD dan kabupaten lain di pulau Sumba.
Memasuki daerah lenang, kami harus melewati bukit-bukit yang tinggi. Lenang berada didataran tinggi, bukit-bukit yang menjulang, jalan yang berkelok-kelok dan membelah beberapa bukit. Bukit-bukit indah dan eksotik ini terurai seperti anak tangga, rendah-sedang-tinggi dan berkelompok-kelompok. Luar biasa pemandangan itu, begitu berarti karya ciptaan Tuhan. Hanya orang munafik yang tidak mampu merasakan karya Agung itu. Ada sesuatu yang menarik dan tidak ingin terlewatkan begitu saja, di atas ketinggian disatu bukit terdapat 3 kayu Salib berdiri menghadap ke timur,sepertinya bukit ini merupakan bukit tertinggi.
Sekitar kayu Salib itu terdapat beberapa batu yang disusun segiempat sebagai tempat duduk. Bukit ini sengaja di pasang kayu Salib karena lokasinya tinggi dan sebagai tempat memperingati kisah sengara Yesus Kristus yang wafat di kayu Salib di atas bukit Golgota. Golgota pulau Sumba tepatnya berada di Lenang. Memang diatas bukit ini kita dapat melihat hamparan dan lembah secara keselurahan, lautan lepas yang bergeming-geming dan suara ombak yang bergemuruh, cahaya kristal matahari diatas permukaan laut yang berkedip-kedip bagaikan lampu jalan di tengah laut. Berada di atas ketinggian dan manyaksikan alam bebas disekitaran lembah dan lautan benar-benar membawa kedamaian tersendiri dan menyejukkan hati. Ahhh Tuhan betapa sempurna karya ciptaanMu.

Kami terus melaju karena masih banyak moment yang harus dilewati, tidak jauh dari bukit itu memang banyak rumah warga, rupanya lokasi ini adalah tempat pemukiman warga kira-kira ada 15 buah rumah. Sampai di suatu tempat kami melihat ada sungai besar  dan ditumbuhi beberapa pohon seperti pohon salak, warna airnya kehijau-hijauan, tenang dan seram. Kami berniat  ingin mengabadikan beberapa foto di sungai itu, sepertinya perasaan kami tidak enak...kebetulan ada warga yang lewat, kami berbincang dan bertanya-tanya sebentar, ternyata di sungai itu menurut warga ada beberapa buaya yang hidup di situ, dengan parsaan takut yang menghampiri dan tak kuasa mendengar cerita warga tadi, kami melanjutkan perjalanan kami. Kurang lebih 5 Km sudah kami melaju akhirnya kami tiba disuatu pantai yang hamparan pasirnya luas dan panjang. Ada beberapa pohon ketapang  yang tumbuh dan beberapa pohon pinus berjejeran sepanjang pantai. Kami putuskan untuk mengakhiri perjalanan kami di tempat itu. Pantai ini luar biasa indahnya, pasir putih yang mamanjang  hampir tak ada batas. Ombak  yang tenang tidak seperti pantai-pantai yang lain, suasana yang tenang dan memimak serta  memanjakan perasaan. Selayaknya suasana pantai seperti ini bila ditemani secangkir kopi akan terasa sangat sempurna hidup ini. Memang ke-eksotikan pantai itu mampu menarik berbagai inspirasi dipadukan dengan hembusan angin sepoi-sepoi, dicumbui resahan ombak dan disaksikan oleh serpihan cahaya mentari yang gemerlap, diikuti bayang-bayang ilusi tentang cinta, ditaburi  filosofi cinta ombak dan pantai : seperti ombak  yang mendatangi pantai, ombak  yang dengan setia datang dan membuat pasir  pantai basah. Tentang  ombak yang  tidak pernah meninggalkan pantai. Tentang pantai yang damai. Tentang pasir yang basah dan sejuk. Tentang angin yang memengaruhi kekuatan ombak.
Sungguh pantas dan selayaknya..................


Demikian kisah perjalanan menelusuri jalur pantura, begitu banyak hal-hal menarik yang kami rasakan, kami benar-benar disambut dengan pantai yang eksotis dan hamparan bukit-bukit indah. Ingin sekali mengulang perjalanan ini, jika tak ada aral melintang kami akan ke sana lagi.

Salam
Mario Marsan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar