Yang terjadi
adalah........
Membiarkan sabana
dimakan jaman
Dikeroyok
kaum kapitalis
Pemangsa
berdarah dingin
Yang
bersembunyi dibalik wajah polos
Penjajah itu
telah lama pergi
Masa-masa
gelap dulu sudah hilang
Kini, model
baru pemiskinan dimulai
Harta
leluhur digarap pemodal
Dulu, adu
domba mencakup suku dan golongan
Saat ini saudara
kandung pun di adu
Demi uang
dan keserakahan jaman
Tak bermoral
dan sungguh biadab
Dosaku,
berubah tangis mendalam
Menatap
kosong tandusnya alam sabana
Pelan-pelan habis
digilas mangsa
Kesengsaraan
tak lama lagi menghantui sabana
Otak-otak dicuci
rupiah
Mataku
menjadi buta
Tanah-tanah
moyang habis terjual
Dosaku tak akan
berkesudahan
Dikenang
abadi oleh anak cucu
Sengsara
anak-anak sabana berkepanjangan
Sedangkan
mereka penguasa harta
Bersorak
girang dalam kebejatan
Dosa.......dosaku
ini tetaplah dosa
Sabanaku
akan musnah seketika
Anak-ankaku
terpinggirkan
Bebukitan sabana
tak lama lagi akan rata
Kini,
sajak-sajak ilalang
Menjadi
tanda pengakuan dosaku
Kuseruhkan
syair-syair dari lorong bebukitan
Dari gersangnya
padang sabana
Kulantunkan
bait-bait puisi
Sejengkal
tanah ilalang tak’kan lepas
Sabanaku
berontak penuh amarah
Jangan
ganggu kedamaian sabana ini
Dosa ini
akan kutebus sesegera mungkin
Demi rinduku
lagi pada ringkikan suara kuda
Suara yang
keluar dari antara ilalang sabana
Suara yang
menggetarkan semangatku
Padamu
sabana, aku bersumpah!!
Dalam
syair-syairku
Aku akan menebus
dosa-dosaku
Tambolaka, 20
Juni 2017
Tidak ada komentar:
Posting Komentar