Sabtu, 10 Juni 2017

PECI MERAH




Malam pekat, bersemedi atap payung langit
Tak ada dia katanya gelisah butuh kehangatan
Si merah, aroma khas pemikat canda
Duduk meraja diapit penikmat rasa

Sang bandar menuang sloki
Meneguk merah, merasuk hangat jiwa membara
Gelas melingkar, tawa memukau...minumlah kawan
Wajah memerah, fikiran melambung, nelangsa pun pergi

Sama-sama memutar otak, menjamah kata tak terjamah
Terasa hangat menetas logika, terbuai rasa melepas emosi
Teguklah...si merah mengundang malam membius pagi
Minumlah, gelasmu berlumut, seketika logika memecah canda

Malam........dan malam semakin malam......
Masih banyak, ayolah...tolakan mana tolakan
Sesumbar rasa membahana pekat, jauh pikiran menyisir malam
Ah gelas....gelas....putar, putar lagi

Jiwa membara, letupan emosi membakar rasa
Gerombolan asap menggumpal tersapu angin
Kepala pun tak kuasa ikut menari-nari
Alunan musik nan merdu menghentakkan jiwa
Robeklah dada ini sayang.......

Goyanglah...bangkit jiwamu si merah berpesta
Ah sudahlah, lepaskan bebanmu, mari bergoyang
Reagge ko?
Dj ko?
Jangan ah jangan, dansa saja
Yang mana? Ambon sa....kawan

Malam pun enggan bertemu pagi
Bersua dalam irama sahabat, kita adalah kita saat ini
Satu dalam cita, pada ruang dan waktu tertentu
Yang mungkin kata meraka kita tak bisa berbuat apa-apa

Tambolaka, 11 Juni 2017

Tidak ada komentar:

Posting Komentar