![]() |
Letih memikul beban
Berpacu jarak tak menentu
Panas terik, derai hujan kau diamkan
Demi rumput yang katanya imbalan tuanmu
Lengah melangkah lantas hilir
Hentakkan tuanmu menjadi hadiah penghibur
Sakit berpilur pun tak pernah kau hiraukan
Karena setia adalah kata tak terucap namun kau pahami
Punggung kuat berotot kau punyai
Sebenarnya bukanlah cara menghormati tuanmu
Kau tak pernah menyadari kau memiliki kekuatan
Tetapi setia yang bernurani kau berikan kepada tuanmu
Tuanmu tahu kau memiliki punggung berotot
Segala beban menindis pundakmu
Tetapi yang kau berikan hanyalah niat untuk setia
Walaupun tuanmu tahu kau tak akan pernah berbicara
Meminta rumput pun tidak pernah kau ucap
Yang kau tahu semesta telah menyiapkan
Bila tandus kau dapati padang mengering
Menengok tuanmu saja enggan kau lakukan
Jika setia adalah harga tak terbayar kepada tuanmu
Tuanmu tak mampu mengubah padang tandus menjadi subur
Jika padang adalah kodrat sang semesta
Kau bisa apa? Kau nyaris terjual di pasar oleh tuanmu
Tambolaka, 10 Juni 2017
Tidak ada komentar:
Posting Komentar