Selasa, 20 Juni 2017

PENGHUNI SABANA




Derap kaki kuda itu
Memantik semangat juang
Menyapu kulit bumi penuh debu
Mengejar waktu paradaban jaman

Kuda-kuda rembulan sabana
Disanjung abad tinta keemasan
Terpatri titisan syair menguntai
Dekaplah sumba dengan sastra warisan guru

Penyair pribumi turun gunung
Mengembara bathin keheningan
Mencari syair pada lembah keanggunan
Menitip sajak pada deretan ilalang
Tentang kuda-kuda yang meringkik
Sang Inspirasi sastrawan jejaka

Lembah dan bubukitan sabana limpah penyair
Nyanyian keheningan memecah sunyi
Sastrawan meniup seruling bambu
Menyanyikan sajak-sajak dengan syahdu
Anak-anak satra berlarian mengejar kuda
Sebait lagu pun terlantun.......

“Akulah kuda –kuda itu
Penghuni sabana sepanjang masa
Akulah guru sastra bagi penyair
Tentangku yang selalu mencintai ilalang
Tentangku yang menagajarimu cinta
Sebagaimana kamu merindukan sastra ilalang
Dan aku merasuk otak-otakmu
Yang kelak menjadikanmu punjangga ternama”

Tambolaka, 21 Juni 2017




Tidak ada komentar:

Posting Komentar