Derap kaki
kuda itu
Memantik semangat
juang
Menyapu kulit
bumi penuh debu
Mengejar
waktu paradaban jaman
Kuda-kuda rembulan
sabana
Disanjung abad
tinta keemasan
Terpatri titisan
syair menguntai
Dekaplah sumba
dengan sastra warisan guru
Penyair pribumi
turun gunung
Mengembara bathin
keheningan
Mencari syair
pada lembah keanggunan
Menitip
sajak pada deretan ilalang
Tentang kuda-kuda
yang meringkik
Sang Inspirasi
sastrawan jejaka
Lembah dan
bubukitan sabana limpah penyair
Nyanyian keheningan
memecah sunyi
Sastrawan meniup
seruling bambu
Menyanyikan sajak-sajak
dengan syahdu
Anak-anak
satra berlarian mengejar kuda
Sebait lagu
pun terlantun.......
“Akulah kuda
–kuda itu
Penghuni sabana
sepanjang masa
Akulah guru
sastra bagi penyair
Tentangku
yang selalu mencintai ilalang
Tentangku yang
menagajarimu cinta
Sebagaimana kamu
merindukan sastra ilalang
Dan aku
merasuk otak-otakmu
Yang kelak menjadikanmu
punjangga ternama”
Tambolaka,
21 Juni 2017
Tidak ada komentar:
Posting Komentar